Cerpen : Penyesalan

                                                                                                                     Penyesalan    

Karya : Lela Himatur Rohamaniyah   

Aku adalah seorang gadis yang sedang mencari titik kebahagiaanku. Hari dia tanpa merenung di tepi danau dengan membawa secarik kertas di tangannya. “  Andaikan ibu masih ada pasti aku akan bahagia. “  seseorang jatuh ke danau tiba- tiba air yang tenang bersuara “ byarrr”  

Flashback on 

17 tahun yang lalu, lahir gadis cantik yang diberi nama, Mora. semua orang bahagia sekaligus sedih karena ibu yang mengandung serta melahirkan telah meninggal dunia. Setiap ada kebahagiaan pasti ada kesedihan yang ditutupi, Dorr “ suara apa itu?” ucap ibu tiri Mora“ maaf bu” sambung Mora “maaf? Apa bisa mengganti semua piring yang kau pecahkan” ucap ibu tiri Mora dengan nada tinggi” ada suara ribut-ribut apa ini?” ucap ayah Mora yang baru datang” mas lihat anakmu itu!!” adu dengan suaminya” sejak kapan dia menjadi anakku!” ucap ayah Mora ‘“ pahh, maafin Mora.” ia memohon ampun” mana sudi memaafkan seorang pembunuh sepertimu!” bentak ayah Mora. Setelah itu ayah Mora dan istrinya pergi meninggalkan Mora sendiri di dapur “wiu…wiu…wiu…”(suara sirine ambulance)

Sementara itu ayah Mora dan ibu tiri Mora sedang duduk di ruang tamu” Mora” panggil ayah Mora. Namun sayang tak kunjung ada jawaban” Mora” panggilnya lagi namun sama saja” kemana anak itu?” tanyanya pada istrinya“ Aku juga tidak tau” “coba kau cari dia” Dan ibu tiri Mora mencari Mora keseluruh penjuru rumah namun Mora tidak ada dimana pun.

“ Mas, aku tidak bisa menemukan Mora dimana pun”

“ Apa maksudmu!’’

“ Mora tidak ada dirumah!’’ jawab ibu tiri Mora“ Biarkan saja mah, nanti juga pulang. Aku akan menghukumnya!’’

Pukul 00.03 namun Mora tak kunjung pulang.’’kemana sebenarnya anak itu!’’ Ucap Ayah Mora yang mulai khawatir. Ayahnya memutuskan untuk mencari Mora di seluruh kawasan sekitar rumah. “ Kring kring kring” (suara dering telfon) “ Selamat malam apakah ini orang tua / keluarga dari saudara Mora?’’ suara dari seberang sana “Iya betul,saya ayahnya’’ jawabnya’’Begini pak saudari Mora melakukan percobaan bunuh diri dan mengalami koma’’ dimana dia sekarang?” “ dia berada dirumah sakit permata hati”“ terima kasih, saya kesana sekarang ‘’ sambung Ayah Mora. Selang beberapa menit kemudian Ayah Mora sampai di Rumah sakit “ Maaf Permisi, ada yang bisa saya bantu?” Tanya petugas “ kamar atas nama Mora Anantasya di mana ya?”

“ Sebentar saya cek dulu, saudari Mora ada dikamar No.34 sebelah kanan sana ya pak” jawab sang petugas.’’ Terima kasih’’ Balas Ayah Mora.

Saat Ayah Mora sampai di depan pintu,ia membukanya dengan perlahan. Ayah Mora sedikit berkata-kata melihat Mora.Tubuhnya bergetar dan lemas.” Mora maafin ayah nak.” Ayah Mora mulai meneteskan air matanya“ pak, Tenang agar Mora tetap hidup.”

“ Apa ada kesempatan putri ku hidup?”

“ Tidak tau pak, kami hanya bisa berusaha’’

2 bulan berlalu, Mora tak kunjung bangun dari komanya.

“ Mora nak, ayah sudah menunggumu selama ini kapan kamu sadar!”

Tiba-tiba Mora kejang-kejang, Ayah Mora panik, Dia segera memanggil Dokter.

“ Maaf pak anak anda tidak bisa diselamatkan lagi’’

Air mata ayah Mora tidak bisa ditahan lagi,ia menyesal telah berlaku tidak adil pada Mora. Ayah Mora langsung pingsan dan jatuh dilantai.

“ Nak Ayah benar-benar minta maaf atas kesalahan Ayah, Ayah khilaf.Sekarang kamu pasti udah bahagia sama ibu di surga”

Ayah Mora pulang dari pemakaman dengan tubuh yang lemas diatas kursi roda karena terserang stroke.Dari kejauhan tampak 2 wanita berbaju putih tersenyum lebar.