Daur Hidup : Menyerah Bukan Pilihan

Daur Hidup = Menyerah Bukan Pilihan

Cerita kolaborasi BK SMP dan Kurnia Maulida

Pernahkah kalian terbangun dari tidur dengan rasa kesal?

Sekujur badan terasa pegal, tidak punya semangat untuk memulai hari?

Tengkuk kepala terasa berat, rasa hati ingin kembali berbaring saja?

Mungkin kalian pernah merasakan atau belum, tapi aku, hampir setiap hari ku rasakan, hingga akhirnya aku sakit selama 9 hari dengan emosi yang tak terkendali. Bisakah kalian bayangkan diriku saat itu?

Hai.. ini ceritaku Kurnia Maulida Nur Rohmah siswi kelas 8 SMP Nur Lintang. Mungkin untuk teman-teman yang sudah mengenalku ini akan terasa sangat lebay, terlalu mendramatisir atau apalah. Tapi aku memutuskan untuk berani bercerita, agar teman-teman yang memiliki atau mengalami hal yang sama tidak merasa sendiri, jangan sampai sakit yang pernah aku rasakan terjadi kepada kalian. Kita hanya sedang berjuang dengan cobaan kita masing-masing.

Disetiap pertemanan pasti ada masalah ya namanya juga manusia-manusia yang berbeda disatukan dalam satu lingkungan, terlebih kita hidup berbarengan selama 24 jam di Pondok Pesantren. Ketika masalah datang, terkadang kita bukan hanya bermasalah dengan “teman” kita saja tapi juga kita bermasalah dengan “diri kita sendiri” mengapa begitu?

Terkadang saat kita ada masalah dengan teman, kita terlalu overthingking (berfikir berlebihan) menciptakan sekenario/cerita-cerita buruk dipikiran kita tentang kemungkinan-kemungkinan masa depan yang belum tentu terjadi. Seperti, kenapa dia memperlakukan ku seperti itu? apakah aku tidak cukup baik untuk berteman? Jika aku seperti ini apakah dia masih mau berteman? Bagaimana jika dia marah sama aku?  Apakah aku menyakiti perasaanya? Apakah aku bisa belajar dengan baik? Dan pertanyaan lainnya yang menghantuiku setiap malam. 

Pikiranku telalu penuh dengan kemungkinan-kemungkinan buruk, hingga aku tak bisa mengendalikannya. Aku binggung bercerita, semua ku pendam sendiri. Hingga pada satu titik semua pertanyaan itu, semua perasaan itu meledak…aku semakin tak bisa mengendalikan diri. 

Nada bicaraku mulai kacau, suasan hatiku memburuk, dan aku kesehatan fisik ku pun juga mulai menurun. Dan aku memutuskan untuk istirahat dirumah selama 9 hari, padahal saat itu aku dipercaya untuk mengikuti lomba mendongeng, tapi karena ketakutaku, takut membuat kecewa, takut kalah membuat ku gagal untuk maju.

Untuk kalian yang pernah merasakan hal yang sama, aku harap kalian bisa bertahan. Seperti lagu “Daur Hidup” karya Donnie Maulana

Daur hidup akan selalu berputar

Tugasku hanya bertahan

Terus jalan dan mengalirlah seperti air

Dari lahir sampai ku jadi debu di akhir

Aku memilih bangkit, kembali menata langkahku. Kita tidak selalu kuat, terkadang menangis adalah pilihan, bercerita mungkin bisa sedikit menggurangi beban dipundak. Aku tau ini berat, tapi jika kita kalah hari ini, bagaimana kita bisa menjadi lebih kuat dan bersinar. 

Mungkin sedikit tips darku bisa meringankan beban pikiran kalian

1. Jika kalian ada masalh dengan teman, cobalah pahami, apakah masalah ini karena dirimu atau temanmu saja yang sedang cari-cari masalah
2. Jika poin pertama kamu sudah tau dan paham maka jika memang masalah dari dirimu kamu perlu “muhasabah diri” tapi jika masalah tersebut karena temanmu yg cari masalah, coba deh didiamkan saja.. Jangan ambil pusing.. Mungkin dia sedang gabut.
3. Jika masalahmu masih berlanjut, coba tanyakan padanya
4. Dan jika masalahnya masih berlanjut dan kamu semakin merasa dirimu dirugikan, kamu bisa bercerita kepada teman, pengurus pondok, wali kelas ataupun guru BK.
5. Poin penting yang harus dipunya adalah “jangan ambil pusing” kita hidup bersama tidak semua cocok dalam berteman

Ada beberapa hal yang bisa kita kendalika yaitu, perkataan kita, cara mengelola emosi kita, pendapat kita, pikiran kita dll. Dan ada yang diluar kendali kita yaitu hal-hal dimasa lalu, apa yang orang lain fikirkan, perlakukan orang lain, perasaan orang lain dll, jadi yukk kita fokus kepada dirikita dan jadilah diri sendiri.

Cerita kapada guru BK ternyata tidak semenakutkan itu, yukk konseling.