Cerpen karya siswa
LUKA
Hujan mulai turun membasahi tubuh Haura, tetapi ia tetap bertahan tanpa berlari demi tidak kehujanan. Haura terus berjalan melewati jalanan yang mulai sepi itu.
Langkahnya mulai memelan saat melihat orang di ujung sana yang mulai berjalan mendekat. Haura mulai mundur beberapa langkah lalu dia membalikan badan dan berlari secepat mungkin. Namun secepat kilat orang itu menangkap tangan Haura dan membawanya kedalam dekapan orang itu, “Haura.” Ucapnya dengan pelan dan penuh arti. Ternyata orang itu adalah Agler, sahabat dari Haura. “ Kamu ada masalah apa? Kalau capek jangan kayak gini, dateng aja ke gue.” Ucap Agler
“Ha? Dateng? ” Haura terkekeh kecil seraya mengusap pelipisnya karena sudah dipenuhi dengan air hujan. “Agler, lo ga sadar? kalo lo juga yang bikin gue kaya gini.” Ucapan Haura membuat Agler terdiam seribu bahasa.
“Jadi, jangan sok baik sama gue.” Lanjut Haura. Kemudian ia melepas paksa pelukan dari Agler.“Lo itu luka sekaligus obat buat gue.” Jelas Haura. “Jauhin gue kalo lo masih ngasih luka.” Ucap Haura dengan penekanan dari setiap kata. Haura Arabel gadis lemah yang berusaha agar terlihat kuat di depan orang-orang, Tiba tiba Lisa datang untuk merubah segalanya. Lisa merupakan orang ketiga diantara Agler Zeoriun dan Haura. Kebahagiaan Haura terenggut begitu saja. Ia langsung pulang dengan baju basah dan air mata yang masih mengalir di pipi halusnya itu.“Kenapa semua orang itu jahat. Berkali- kali membuatku jatuh namun, itu tidak membuatku menyerah begitu saja, seperti hujan yang berkali-kali jatuh tetapi dia selalu bangkit.” Ucap Haura di sela sela tangisnya sembari memandangi hujan yang turun begitu deras. Sesampainya di rumah, ia begitu takut untuk masuk dan harus bertemu dengan Papanya serta kembaranya yang kerap menyakitinya.
“Haura! Masih berani pulang kamu! Padahal sudah Papa usir kamu dari rumah ini.” Bentak seorang laki-laki paruh baya kepadanya.
Haura tak menggubris ucapan Papanya. Kemudian ia pergi begitu saja. Namun tak sampai disitu saja. Papanya menarik rambut Haura secara paksa dan menampar pipinya dengan keras.
“Arrgh…” Ringis Haura kesakitan. “Haura salah apa Pa? ” Ucap Haura penuh arti. “Kamu nanya? Salah kamu adalah hidup di dunia ini.” Ucap Papanya itu sebelum pergi meninggalkan Haura dan berlalu entah kemana. Haura berjalan menuju kamar dengan melewati setiap sudut yang megah nan mewah itu. Sudah 17 tahun Haura tinggal di rumah itu, pasti banyak kenangan indah yang tidak dapat ia lupakan. Namun, juga banyak luka yang ia dapatkan. Haura terus berjalan dan terhenti di depan pintu yang begitu besar, lalu ia mencoba untuk membukanya. Haura mulai masuk ke dalam ruangan yang bernuansa putih itu. Banyak bingkai foto yang terpajang, foto tersebut mengingatkanya kepada seseorang yang begitu berarti baginya. Ia tersenyum melihat jejeran foto-foto tersebut. “Ma, Haura dateng lagi.” Ucap Haura dengan lembut. “Haura capek Ma…” Lanjut Haura sembari mengambil satu bingkai foto untuk dilihat, tanpa disadari bulir bulir kristal jatuh tepat di foto yang ia pegang. Senyum Haura terukir indah saat dia melihat wajah di dalam foto itu. “ Mama pernah bilang kan ke Haura.” Ucap Haura di sela tangisnya itu. “ Mana coba, katanya mau nemenin Haura.” Ucap Haura penuh penekanan. Ia tetap mencoba kuat di depan semua orang walau lukanya begitu dalam. Haura mengajari kita untuk tetap bertahan walau banyak rintangan, karena sejatinya rasa sakit lah yang mengajari kita tentang banyak hal, begitulah yang diucapkan Mama Haura-Laura sebelum Mamanya pergi meninggalkan dua putri kecilnya untuk selama lamanya.
By: Monica Galuh Ayuningtyaz
Class: VIII.G
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Gamadhikari Berbagi 2025
12/3/2025 Kabinet Gamadhikari melakukan kegiatan bagi-bagi takjil geratis di lingkungan Pondok Pesantren Karang Santri. kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan ol
New era : Kabinet Gamadhikari
Hello everyone… Salam hangat dari kami, Pengurus OSIS SMP Nur Lintang Kedu masa bakti 2024/2025 kabinet Gamadhikari. Taukah kalian nama kabinet kami diambil dari bahasa sansek
Cerpen "HIJRAH ITU CINTA"
Hijrah Itu Cinta Pagi yang indah, luasnya langit biru yang cerah dan matahari yang tersenyum memancarkan energi panas membuat suasana semakin bersinergi. Seorang gadis yang sedang berd