Cerpen "HIJRAH ITU CINTA"

Hijrah Itu Cinta

Pagi yang indah, luasnya langit biru yang cerah dan matahari yang tersenyum memancarkan energi panas membuat suasana semakin bersinergi. Seorang gadis yang sedang berdiri tegak di atas panggung dengan baju panjang berwarna moka dan rok berwarna putih  dengan kerudung yang senada, menampakan kesan anggun yang terpancar dari gadis itu. Alizza nama gadis itu, dia sedang berdakwah di atas panggung yang dikelilingi ratusan orang. Senyumnya yang begitu manis mengiringi dakwah dengan ramah. Setelah beberapa saat, tidak terasa acara tersebut selesai.

Alizza berjalan melewati tangga temurun dari panggung. Ia berjalan mendekati sahabatnya, Violleta. “Gimana tadi?” tanya Violleta. “ Alhamdulilah lancar.” Jawab Alizza dengan senyuman yang menampakan gigi putih dan rapi miliknya.

Di tengah perbincangan antara Alizza dan Violleta tiba-tiba ada seseorang laki-laki mendekati mereka. Tubuhnya tinggi dengan jaket kulit hitam yang membuat ia semakin tampan. “Hai,” sapanya. “Kenalin gue Farenza” sambil mengulurkan tangan. tetapi Alizza menolak, ia hanya mendapati tundukan dari Alizza. Hal itu membuat rasa kagum kian bertambah di dalam hati Farenza. “E-eh…gue kagum sama lo” mata yang diarahkan kepada Alizza. Tapi Alizza hanya diam tak menjawab. “Boleh ga kalau gue jadi murid lo? Gue pengen belajar ngaji sama lo.” tidak percaya dengan omongan cowo itu Alizza memberanikan diri untuk menatap laki-laki di depannya. “Boleh, tapi ada syaratnya.” Farenza mengerutkan dahi penasaran, “Apa syaratnya?” Alizza berpikir sejenak, “ Setelah khatam ngajinya, Cukup cintai apa yang kamu pelajari, jangan sampai kamu jatuh cinta pada siapa yang mengajarimu,” Jawabnya. Farenza mengiyakan syarat yang Alizza sebutkan. Alizza memutuskan untuk mengajar ngaji Farenza, mereka resmi menjadi guru dan murid.

Dua tahun kemudian, Farenza mengkhatamkan ngajinya dengan baik. Namun, dia telah melanggar persyaratan yang sudah disepakati. Dia sudah jatuh cinta pada siapa yang mengajarinya ngaji sejak awal. Farenza datang bersama orang tuanya ke rumah Alizza untuk melamar gadis itu.  Alizza terkejut dan hampir pingsan, dia tidak menduga karena farenza yang menjadi muridnya akan menjadi calon suaminya. setelah berpikir panjang, akhirnya Alliza menerima lamaran tersebut. Mereka mendapat restu dari kedua belah pihak. 

Karya Adena Adelia (VIII E)